Khutbah Idul Adha
Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1433 H seluruh
umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya
qurban. Sehari sebelum-nya, 9 Dzulhijah 1433 H, jutaan umat Islam yang
menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai
ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada
keis- timewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali takwa
kepa- da Allah dan hari ini juga kita kembali di ingatkan kepada kisah
seorang kholilulloh kekasih Allah SWT, Nabi Ibrahim a.s. yang Allah uji
kecintaannya, antara cintanya kepada keluarga (Nabi Ismail a.s. dan Siti hajar)dan
cintanya kepada Allah. Dan keta’atan Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ibrahim a.s.
kepada Allah Swt.
Disebutkan dalam S.Al-Kautsar, yang artinya
SHALAT DAN BERKORBAN TANDA BERSYUKUR KEPADA ALLAH
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak.
2. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan
berkorbanlah.
(yang dimaksud berkorban
di sini ialah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nikmat Allah.)
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah
yang terputus.(maksudnya terputus ini adalah terputus dari rahmat Allah)
Juga disebutkan dalam S.Al-Mu’minuun, yang artinya
1. Sungguh
beruntunglah orang-orang yang beriman
2. (yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya
“Sesungguhnya telah ada contoh
teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan
dia.” (QS. Al Mumtahanah: 4)
Sifat keteladanan ini dapat kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim a.s. yaitu:
Pada suatu hari, Ibrahim as terbangun dari tidurnya.
Tiba-tiba dia memerin-tahkan kepada istrinya, Siti Hajar, untuk mempersiapkan
perjalanan dengan membawa bayinya. Perempuan itu segera berkemas untuk
melakukan perjalanan yang panjang. Pada saat itu nabi Ismail masih bayi.
Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi sampai
akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai
pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke
sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada
pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak
ada kehidupan di dalamnya.
Di tempat itu beliau turun dari punggung hewan
tunggangannya, kemudian menurunkan istri dan anaknya. Setelah itu tanpa
berkata-kata beliau meninggalkan istri dan anaknya di sana. Mereka berdua hanya
dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk dua hari.
Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat itu.Tentu saja Siti hajar terperangah diperlakukan demikian, dia
membuntuti suaminya dari belakang sambil bertanya“Ibrahim hendak pergi ke
manakah engkau?apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada
sesuatu apapun ini?”
Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau
terus saja berjalan, Siti hajar kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi
Ibrahim as tetap membisu.
Akhirnya Siti hajar paham bahwa suaminya pergi bukan
karena kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa Allah memerintahkan suaminya
untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya,“apakah Allah yang memerintahkanmu
untuk pergi meninggalkan kami? Ibrahim menjawab, “benar“.
Kemudian saat Ismail telah tumbuh. Lalu nabi Ibrahim
datang mengunjungi Siti Hajar dan Ismail. Dan suatu ketika Nabi Ibrahim a.s.
bermimpi sebanyak 3x untuk menyembelih anaknya, yang tidak lain adalah Ismail.
Subhanallah, Ismail menyetejuinya saat ayahandanya itu menceritakan tentang
mimpinya itu.
Ini membuktikan bahwa ketaatan Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail kepada Allah,
beliau rela meninggalkan istri dan anak yang telah beliau idam-idamkan dan
membuktikan bahwa Nabi Ibrahim a.s. yakin, Allah akan melindungi istri dan
anaknya itu. Yakni bersangka baik kepada Allah.Dan apa yang telah dilakukan
oleh Nabi Ibrahim a.s. dilakukan oleh umat muslim setiap tahunnya sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah Swt yaitu berkurban.
Manfaat Idul Adha :
Kita harus senantiasa
bersyukur kepada Allah dengan cara berkurban, sholat dan ibadah lainnya. Dan
kita harus khusyu’ dalam sholat.